Menerima tamu adalah sebuah keahlian tersendiri yang perlu diketahui dan dipelajari oleh semuawanita.
· Sebaiknya seorang tamu
itu jangan dibiarkan menunggu terlalu lama karena itu akan membuat seorang tamu
tidak nyaman dan memiliki pemikiran yang kurang baik terhadap tuan rumahnya.
· Hadapilah tamu dengan
tenang dan ramah, jangan lupa untuk tetap memberi kesan serius dan
memperhatikan.
·
Bila ada tamu yang
datang ke rumah Anda dan yang dicari sedang tidak ada dirumah, maka tanyakan
kepada tamu tersebut apakah ingin meninggalkan pesan untuk anggota keluarga
Anda yang dicarinya. Tanyakan dengan sopan dan penuh dengan penghargaan.
·
Jika yang dicari oleh
tamu tersebut ada di tempat maka jangan lupa untuk mempersilahkan menunggu
sejenak dan jangan lupa untuk menanyakan apakah sudah membuat janji dengan
orang yang dicari. Ini akan menimbulkan kesan eksklusif di mata tamu tersebut.Siapkan
sebuah majalah atau surat kabar selagi tamu tersebut menunggu.
·
Jika memang orang yang
dicari itu tidak bersedia menemui tamu maka si penerima tamu harus bisa
menyampaikannya secara diplomatis dan tidak merusak citra orang yang dicari,
karena tidak setiap orang bisa menerima tamu setiap saat.
·
Bagi Anda sang
penerima tamu, apa yang Anda katakan dan lakukan di depan tamu akan memberikan
kesan yang mendalam terhadap sang tamu. Oleh karena itu lekuakn semua kegiatan
penerimaan tamu dengan sebaik-baiknya dengan memikirkan banyak aspek yang
mungkin dihadapi.
Bertamu dan menerima tamu adalah
kegiatan sehari- hari yang sangat familiar di kalangan masyarakat kita. Sebagai
makhluk sosial yang membutuhkan satu sama lainnya, bertamu menjadi media
interaksi sosial antar tetangga. Karena tujuan silaturahim adalah untuk
kebajikan, maka dibutuhkan etika agar membawa berkah baik bagi tamu maupun sang
tuan rumah, meskipun itu keluarga kita sendiri.
Seringkali kita melupakan soal etika
bersilaturahmi ini, padahal itu sangat penting diperhatikan untuk menciptakan
suasana yang menyenangkan saat bersilaturahmi. Tak hanya etika bagi tamu yang
ingin bersilaturahmi, tuan rumah pun mempunyai etika menerima tamu. Misalnya,
memperlakukan tamu dengan baik, menghidangkan makanan yang memuaskan tanpa
harus bermewah-mewah, dan membuat tamu merasa nyaman berada di rumah kita.
Andai saja kita tahu betapa besarnya
manfaat silaturahmi, niscaya sepanjang waktu rasanya ingin selalu
bersilaturahmi. Setidaknya silaturahmi yang terjalin dengan baik akan menambah
saudara baru dan mempereratnya, menambah wawasan dan ilmu.
Sering sekali diantara kita terjadi
salah paham karena lemahnya komunikasi akibat jarangnya bersilahturami. Pendek
kata silaturahmi yang teratur dan terprogram dengan baik adalah bagian kunci
suksesnya hubungan persaudaraan kita ini.
Berikut adalah beberapa etika
bersilaturahmi:
Untuk Tuan Rumah
Selalu bersikap dan berbicara ramah.
Menampakkan kegembiraan dengan
kehadirannya.
Jangan hanya mengundang orang-orang yang
berada/kaya untuk jamuan dan mengabaikan orang-orang yang kurang mampu.
Tidak memaksakan diri mengundang tamu.
Jangan membebani tamu untuk membantu.
Hendaklah segera menghidangkan makanan
untuk tamu, karena yang demikian itu berarti menghormatinya.
Jangan tergesa-gesa untuk mengangkat
makanan hidangan sebelum tamu selesai menikmati jamuan.
Mengantar tamu hingga di luar pintu
rumah. Ini menunjukkan penerimaan tamu yang baik dan penuh perhatian.
Untuk Tamu
Memilih waktu berkunjung yang tepat,
bukan pada saat orang beristirahat.
Mengetuk pintu secara wajar, jangan
menggedor pintu.
Ucapkan salam dengan sopan dan tidak
berteriak.
Ucapkan salam maksimum tiga kali, jika
tidak ada jawaban, sebaiknya kembali lagi lain kali.
Tanyakan pada tuan rumah apakah ada
acara atau kegiatan lain.
Jika bertamu karena undangan sebaiknya
tidak terlambat.
Tidak memilih-milih undangan.
Jangan terlalu lama bertamu.
Jika harus menginap, tidak boleh lebih
dari tiga hari, kecuali jika tuan rumah yang meminta.
Pulang dengan hati lapang dan memaafkan
kekurangan yang terjadi.
Mudah-mudahan dengan etika di atas,
dapat membuat hubungan antar kita menjadi lebih harmonis lagi.
Posting Komentar